Translate

Kamis, 11 Desember 2014

jodoh?

saat SMA aku pernah bercita cita, mati di laut, dimakan ikan ikan. tak ada yang tersisa. tidak ada nisan untuk ditangisi. tidak perlu tercantum nama untuk mengenang yang lalu lalu.

satu tahun sudah aku bersama anak dari seorang yang hidupnya menjadi pejuang di laut

anak muda tangguh bernama Surya. lahir kedunia Senin sore setelah hujan angin reda, kini mendampingi ku, di sisiku, melewati hari bersama sama.

diawal cerita, kenal dengannya terasa lucu, konyol, gila. melawati masa canggung bego dan polos tanpa cinta kasih dan sayang.

keyakinan di hati yang entah bagaimana bisa terbentuk . kemudian menjadi doa dan harapan harapan indah.

pernah suatu sore, tanpa rencana. kita tersesat sampai akhirnya menemukan senja istimewa. burung berterbangan. kita ada di tengah pematang sawah. seiring lantunan adzan magrib air mataku meleleh . haru akan skenario-Nya.

dijalan pulang. ban motor bocor. kau kembali tersenyum. kenapa? bersyukur alhamdulillah . sebabnya?? waktu untuk kebersamaan kita di perpanjang.

ada malam saat kita berdua duduk menunggu langit terang. di pusat perkumpulan remaja kota dan tepat di depannya berdiri sebuah masjid agung. kau mencoba membaca hatiku. sebaliknya aku mencoba membaca hatimu. kita bercerita, sekejap lupakan tentang waktu. hingga adzan shubuh yang tak ada irama lain mampu menandinginya membuat kita kembali bersyukur telah bertemu dan berdampingan.

Di penghujung tahun kita menggenapkan rasa agar utuh dengan rasa cemburu mu yang hebat itu. Semakin sayang semakin cinta semakin tampan kau buat ku.

Munculnya alasan klasik nan egois di sela keributan kita. Entah itu takut kehilangan ataupun terlalu merasa memiliki. Hingga rancu bagimu. Mana cinta mana nafsu.

Terserah urusan nanti. Bila kita memang tidak jodoh. Setidaknya aku telah rampung menulis kisah manis ini.

I love you, lillahita'ala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar