Translate

Rabu, 29 Mei 2013

Mesir 30 Tahun yang Lalu..

Dari balik jeruji besi penjara Qanatir, seorang perempuan pelacur terpidana mati mengungkapkan kata-kata yang mengguncangkan perasaan ini :

Seorang pelacur yang sukses lebih baik dari seorang suci sesat.
Semua perempuan adalah korban penipuan.
Laki-laki memaksakan penipuan pada perempuan
Dan menghukum mereka karena telah tertipu,
Menindas mereka ke tingkat terbawah, 
Dan menghukum mereka karena telah jatuh begitu rendah
Mengikat mereka dalam perkawinan
Dan menghukum mereka dengan kerja kasar sepanjang umur mereka
Atau menghantam mereka dengan penghinaan atau pukulan.

Saya tahu bahwa profesiku ini telah diciptakan oleh laki-laki 
Dan bahwa laki-laki menguasai dua dunia kita 
yang di bumi dan yang di alam baka 
Bahwa laki-laki memaksa perempuan
Menjual tubuh mereka dengan harga tertentu
Dan bahwa tubuh yang paling murah di bayar 
Adalah tubuh sang istri

Semua perempuan adalah pelacur 
Dalam satu atau lain bentuk
Karena saya seorang pelacur yang cerdas
Saya lebih menyukai menjadi seorang pelacur bebas
Daripada seorang istri yang di perbudak

Saya mengatakan bahwa kamu semua adalah penjahat
Semua laki-laki dari semua profesi 

Pelacur itu bernama Firdaus. Dan kata-kata nya tersebut diatas dapat di baca dalam buku "Perempuan di Titik Nol" (1989) karya Nawal El-Saadawi. 


Minggu, 26 Mei 2013

Perkenalan

          Tepatnya Oktober 2009, aku kemudian memulai hidup baruku. Sebagai murid di sebuah SMA terpencil desa Lemahabang. Tinggal bersama ibu dari papaku. Aku meninggalkan hatiku di jakarta, di Pasar Minggu.
          Ya, jujur saja aku anak yang kaku tidak begitu pandai bergaul, pendiam dan penyendiri.

 




          Mungkin karna pergaulan yang aman dan sangat menyenangkan, dimana aku terbiasa di manja, terbiasa diberi perhatian penuh, di tutupi kesalahanku dan di semangati kala aku lemah. Setelah sendiri di Sekolah baru perasaan depresi itu ada. Bayangkan diawal aku sudah di bully, mendapat perlakuan diskriminatif. Sirik! ya, mungkin. Tidak ada itu dalam kamusku sombong, aku pemalu. Ya, memang aku siswi pindahan dari jakarta, aku biasa dengan fasilitas lengkap khas ibu kota negara. Hal yang wajar jika aku sering bertanya dan lebih kearah membandingkan desa ini dengan kota kelahiran ku Jakarta, bukan dengan maksud sombong, tapi lebih ke arah heran dan shock pasca perubahan kondisi lingkungan yang aku terima di usia labil, 15 tahun. Seperti seragam ku yang di permasalahkan, penggunaan bahasa serta handphone ku yang akhirnya harus di sita pihak sekolah.
          Udik! Norak! Kampungan! aku marah, kecewa, sedih dan aku sendiri! Sampai di rumah nenek ku pun aku tetap asti yang sama. Yang menyendiri pada akhirnya, yang kaku tanpa basa-basi. Tidak hanya sampai di lingkungan sosial, di lingkungan keluarga pun sama. 15 tahun hidup di Jakarta dengan mama papa, mana pernah aku belajar mengurus rumah, untuk menyapu dan mengepel saja tidak. Sudah ku bilang, aku biasa di manja dan hidup tenang walau belum tentu senang. Baiklah itu dulu kini aku di hadapkan dengan pekerjaan berat yang harus aku jalani di rumah saudara, atau istilahnya ya aku hanya tinggal menumpang disini untuk melanjutkan pendidikan ku. Apapun itu konsekuensinya aku terima.
       Bangun sebelum jam 5 pagi. Membuka semua gorden, mencuci setumpuk piring kotor bekas makan malam, menyapu dapur, ruangan dalam, dan teras rumah. Mengepel dari dapur , ke ruang dalam dan teras rumah dengan kain pel yang harus berbeda sesuai tempatnya. Mengejar waktu, jam 6 aku harus sudah mandi dan bersiap ke sekolah. Aku bekerja keras, setiap hari seperti itu. Seminggu 3 kali aku menyetrika pakaian semua penghuni rumah. Seminggu sekali aku mengelap kaca-kaca di rumah nenek yang bergaya rumah klasik jaman dulu, dengan bangunan yang luas, aku harus cepat beradaptasi untuk semua kesusah payahan dan pekerjaan-pekerjaan berat yang sebelumnya tidak pernah aku lakukan.
       Bagaimanapun tak bisa aku menghindar dari kesalahan dan kecerobohan yang aku lakukan. Dan, bibiku bukan tipe penyuruh yang detail menjelaskan, dia hanya suka mengisyaratkan, akhirnya aku lebih dituntut untuk belajar melihat dari pada mendengar. Belum lagi konflik batin yang sering aku hadapi setiap menitnya tentang perbedaan kondisi dan beberapa kenyataan pahit yang harus aku telan sendiri di tempat asing yang sangat tidak bersahabat dan begitu tidak ramahnya tempat asing ini pada anak seperti ku.


I WANNA !!!!


Beratnya kata Pernihakan itu,, ia berisi dan penuh makna. Gelagarnya kini mengejarku..
Dan hatiku menari diatas bayang. Ku akui saja bahwa aku ingin menikah !!
Aku ingin menikah, dalam sebuah abdi pada Rabb.
Rabb.. aku ingin menikah .. fitnah hari ini begitu kejam !!
Ada iman yang ingin tetap terjaga
Ada mata yang ingin tetap tertunduk untuk bersuci
Ada hati yang ingin lebih serius berdzikir
Ada pikir yang lebih mendalam untuk bertafakur
"aku ingin menikah"
Aku tak mau menghadapmu dalam sendiri
Bukankah akan menggenapkan iman, sebelumnya iman akan tetap separuh
Tak hanya jiwa namun raga ini pun mengabulkan inginnya
Misteri ini begitu indah, ku tunggu janji itu . janji yang pasti Kau tepati
Ada yang ingin terselamatkan
Ada yang hendak membangun kuatnya jiwa
Dan ada jalan Surga yang sedang terjejaki
Bersama sunnah Rasul-Mu dan cahaya indah pun bertumpu di dada ini

Bismillah..
Kutaruhkan semua diri ini
Dan berilah aku kesempatan itu
Dekatkan aku pada waktu hikmah itu.
 



Akan ada hari dimana Allah menjadi saksi saat kau lingkarkan ikatan suci Mitsaqon Ghalidza di jari ku yang kau pilih, walau aku tak sesempurna istri sang Nabi. Akan ada hari dimana kulingkarkan pula sumpah setia dijarimu yang ku pilih sebagai Imamku, yang surga-Nya tak bisa ku masuki tanpa ridho darimu. Akan ada hari dimana ku gelar sajadahku dan sajadahmu, kita bersujud dalam sepenggal waktu yang sama dan doa yang terucap ku amini juga dalam hati, satu shaf di belakangmu. Akan ada hari dimana slalu ku nanti alunan tausyiah mu sebagai pengantar tidurku dan rasa syukur karna-Nya tlah memberi cinta yang ku tujukan padamu. Akan ada hari dimana kau dengungkan Adzan di balik daun telinga sosok mungil yang kelak mewarisi sebagian parasku dan sebagian tingkahmu. Akan ada hari dimana keteladanan mu akan mengiringi tugasku sebagai Madrasah bagi keturunan kita. Akan ada hari dimana kita akan melihat nisan dan memesan sepetak lahan berdampingan untuk nanti ketika esok tak ada lagi. Akan ada hari dimana salah satu dari kita menghadap ilahi, dengan pendamping hidup soleh dan soleha yang setia menemani sampai akhir perjalanan nanti. Dan aku akan bersabar menanti. Semoga Allah mengizinkan Sakinah bersamamu hadir suatu hari nanti hingga kelak di kumpulkan kembali sampai di surga-Nya nanti. 

Arti Kesetiaan Dalam Islam

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul (Muhammad), dan (juga) janganlah kamu menghianati amanat-amanat yang di percayakan kepadamu, sedang kamu mengetahuinya. Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya disisi Allahlah pahala yang besar”. (al-Anfaal:27-28)

Abu Lubabah salah seorang Anshor yang menghadiri bai’at al-’Aqabah II. Adapun orang pertama yang berbicara di majelis itu ialah Abbas bin Abdul Muthalib, padahal pada waktu itu ia menganut agama kaumnya (musyrik). Ini dilakukannya hanya karena ia ingin mengetahui dengan pasti dan meyakinkan kedudukan keponakannya, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wasallam , dalam bai’at itu;Ia berkata:
“Wahai kaum Khazraj, ketahuilah bahwa Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wasallam adalah dari golongan kami dan kami telah mempertahankannya dari kaum kami yang masih sealiran dengan kami dan ternyata dia masih tetap dimuliakan tengah-tengah kaumnya dan terlindung dari Tanah Airnya. Akan tetapi, ia tetap saja mau pergi bersama kalian ke negeri kalian. Kalau kalian benar-benar mau menepati janji akan melindunginya dari orang-orang yang tidak sepaham dengan dia maka kami akan mempercayakannya kepada janjimu itu. Akan tetapi, kalau kalian akan menyerahkannya dan tidak akan mempertahankannya dari orang-orang yang tidak sepaham dengannya, setelah dia keluar dan pergi kepada kalian, maka dari sekarang, sebaiknyalah kalian membiarkannya dalam kemuliaan dan perlindungan dari kaumnya di negeri sendiri.”
Mereka berkata:”Kami telah mendengar apa yang anda katakan. Sekarang katakanlah ,wahai Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wasallam untuk dirimu dan Rabbmu, sesukamu!”
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wasallam menjawab,”Aku akan membai’at kalian bahwa kalian melindungiku seperti kalian melindungi isteri-isteri dan anak-anakmu”.
Al-Barra’ bin Ma’rur menjabat tangan beliau dan berkata,”Ya, Atas nama Yang mengutusmu dengan kebenaran, Kami berjanji akan melindungimu seperti melindungi isteri-isteri dan anak-anak kami, maka bai’atlah kami,wahai Rasulullah, karena kami sejak nenek moyang kami memang ahli perang.”
Selagi Al-Barra’ berbicara dengan Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wasallam tiba-tiba Abul Haitsam bin an-Nahyan memotong pembicaraannya,” wahai Rasulullah, antara kami dan segolongan kaumku (maksudnya, kaum yahudi) sudah terjalin ikatan dan kemungkinan kami memutuskannya. Apakah kalau kami memutuskannya, kemudian Allah berkenan memenangkanmu, apakah tidak mungkin engkau kembali kepada kaummu dan meniggalkan kami?”
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wasallam tersenyum, lalu berkata menegaskan: “Darah dibayar dengan darah dan penghancuran dibayar dengan penghancuran. Aku bagian dari kalian dan kalian juga
“Tidak beriman siapa yang tidak memiliki amanat dan tidak beragama siapa yang tidak bisa dipegang janjinya”.
Amanat merupakan salah satu sifat orang baik dan salah sebuah unsur kesempurnaan pribadi, firman-Nya:
“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya”. ( al-Mu’minuun:8)
Dibawakan oleh Ubadah bin ash-Shamit radhiallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wasallam bersabda:
“Jamin untukku enam perkara, aku akan menjamin untuk kalian surga: 1). berbicaralah dengan jujur, 2). Tepatilah janjimu, 3). Tunaikanlah amanatmu, 4). Tundukanlah pandanganmu, 5). Peliharalah kemaluanmu, dan 6). Peliharalah tangan (tindakkan)mu”.

Induk semua khianat ialah kalau kita mengorupsi kewajiban kita atau meninggalkannya sama sekali, atau kita berpura-pura beriman padahal hati kita kafir, atau mengkhianati orang yang mempercayakan hal ihwalnya kepada kita, atau kita tidak menepati janji setia kawan kita. Padahal, Islam sudah jelas-jelas anti khianat dan mencemoohkan para pengkhianat yang suka melanggar janjinya. Islam juga tidak menyukai orang muslim yang mengkhianati janjinya demi mencapai maksudnya, meskipun maksudnya itu mulia, Firman-Nya :
“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membaalkan sumpah-sumpah (mu) itu sesudah meneguhkannya sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat”. (an-Nahl:91)
Amanat pemerintahan harus diberikan kepada orang-orang yang dapat dipercaya, yang kuat, yang cakap memerintah, dan ikhlas dalam melaksanakan tugasnya. Kalau ia memajukan orang yang seharusnya dimundurkan atau memundurkan orang yang seharusnya dimajukan maka orang itu telah mengundang maklumat perang dari Allah dan Rasul-Nya.
Yazid bin Abi Sufyan berkata bahwa Abu Bakar ash-Ashiddiq radhiallaahu ‘anhu berkata ketika mengutusnya ke Syam: “wahai Yazid! Sesungguhnya engkau mempunyai kerabat karib; mungkin engkau utamakan mereka dengan memberikan kekuasaan (pemerintahan), itulah yang saya takutkan atasmu setelah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wasallam bersabda:”Siapa yang diberi kuasa mengurus kepentingan kaum muslimin, Lalu ia mengangkat seseorang dengan bertindak tidak jujur, maka laknat Allah baginya dan Allah tidak akan menerima tebusan atau imbalan pun hingga orang itu dimasukkan ke dalam api neraka”.
Ada seorang lelaki yang datang menemui Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wasallam dan bertanya kepadanya: “Kapan datangnya hari kiamat itu?”
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa aalihi wasallam menjawab: “Bilamana amanat sudah dihilangkan maka tunggulah saat (kehancuran) itu!”
Orang itu bertanya lagi, “Bagaimana amanat itu di hilangkan?”
Baginda menjelaskan: “Apabila kekuasaan diserahkan kepada bukan ahlinya”.
Harta kekayaan negara adalah amanat di tangan penguasa. Penguasa berkewajiban untuk menempatkan di tempatnya dan menafkahkan sesuai dengan keperluannya, demi kepentingan rakyat dan masyarakatnya. Kalau ia berbuat lain dari itu, maka ia telah berkhianatdan telah melenceng dari syariat Allah.

Kapan kiranya bendera amanat dan keamanan berkibar di tengah-tengah kaum muslimin? Kapan kaum muslimin akan merasa aman atas tanah airnya sehingga tidak merasa khawatir terhadap bumi dan hasil buminya dirampok orang sehingga harta benda dan kekayaan buminya tidak dirampas orang dari depan matanya?
Kapan kehormatan umat dan masyarakatnya tidak dirobek-robek oleh media massa cetak dan elektronik yang terarah serta terpimpin karena hilangnya nilai-nilai dan akhlaknya? Ya, kapan hal itu akan terwujud? Kapan hal itu akan terjadi,Ya Rabb?.

Sabtu, 25 Mei 2013

Langit Mekah Berkabut Merah

Kami berada di sini, kekasihku, kesaksian-Mu
Kami meminta perlindungan dari pesona-Mu 
Semoga engkau memberiku apa yang ingin aku raih
Rengkuh, gapai sebagai titik akhir makna hidupku
O, Engkau Tuhan langit dan bumi yang bersinar 
Ketika kami redup dalam simpuh-Mu
Sebagaimana engkau bersinar di depan para malaikat
Dan setan remuk bentuk dari api-Mu
Aku adalah bentuk turun Adam hadir dalam wicara-Mu
Engkau tlah memberiku kesaksian-Mu
Ketika mereka menangkap, menuduh dan mencemoohkanku
Aku hanya sendiri mengarungi waktu laut-Mu
Dalam bentuk yang indah dan menakjubkan 
Aku rela disiksa oleh tangan-tangan besi 
Untuk mengucapkan perkataan yang memberiku kehidupan
Aku rela ditawan, di penjara, diadili dan kemudian dihukum cambuk
Darahku mengalir bagai gurun, di engan gelombang sungai Tigris 
Tidak, tidak mungkin aku menyembunyikan-Mu dari jiwa-Ku 
Untuk memiliki-Mu semata. Aku rela hilang bentuk wujudku 
Aku menangis kepada-Mu bukan untuk diriku sendiri 
Tetapi bagi jiwa-jiwa yang merindukan-Mu 
Yang saksinya aku sendiri, sampai kepada-Mu
Saksinya keabadian...

Dikutip dari ucapan Abu Mansur Al-Hallaj, sesaat ketika ia berada di tiang gantungan. Diwan Al-hallaj, ed. L. Massignon, Penerbit Syahbi, hal 34.

Zoniex Xzcualyity

Belahan Jiwa adalah sebuah film drama thriller Indonesia yang diproduksi pada tahun 2005. Film yang disutradarai oleh Sekar Ayu Asmara ini dibintangi antara lain oleh Dian Sastrowardoyo, Rachel Maryam dan Nirina Zubir. Film ini memenangkan kategori Best International Feature Film dalam New York International Independent Film & Video Festival tahun 2007.[1]

 

 Empat wanita, Cairo seorang pelukis (Rachel Maryam), Farlyna seorang desainer pakaian (Dinna Olivia), Baby Blue seorang arsitek (Nirina Zubir) dan psikolog Arimby (Marcella Zalianty) dengan empat permasalahan psikologis yang berbeda terlibat dalam hubungan serius dan hamil dengan pria yang sama. Namun tanpa mereka ketahui, pria ini juga menjalin hubungan dengan Cempaka (Dian Sastrowardoyo), seorang wanita dengan masa lalu yang misterius.
Cairo, seorang pelukis yang sedang mempersiapkan pameran lukisannya dengan konsep baru yaitu nihilisme adn mencari warna merah untuk membuat lukisannya lebih hidup. Farlyna, seorang desainer busana yang dinobatkan sebagai Queen of Sexy Fashion dan sedang dalam proses proyek ekspor desainnya. Baby Blue, seorang arsitek yang masih dalam trauma kematian saudara kembarnya Baby Pink. Arimby, seorang psikolog dengan pasien bernama Katrina yang punya 2 kepribadian lain yaitu Sofia dan Anggoro, mereka sendiri bertarung dalam diri Katrina untuk menceritakan kisah pemerkosaan katrina. Cempaka, kekasih Bumi (Alexander Wiguna) yang tinggal serumah dengannya, pernah menyaksikan ibunya (Endhita) dicekik ayahnya sendiri (Ario Bayu), namun Bumi sendiri memiliki empat kekasih lain.
Cairo menyelesaikan masalahnya dengan menggugurkan kandungannya sendiri dan mengambil darahnya, akibatnya pemilik galeri (Robby Tumewu) menganggap Cairo sinting dan membatlkan kontraknya. Farlyna yang sempat dikecam oleh Halimah (Ria Irawan), seorang ustadzah yang pernah demo di depan rumahnya disambut dengan dilepasnnya baju Farlyna oleh Farlyna sendiri, akhirnya farlyna bertobat sekaligus menutupi perutnya yang mulai membesar karena hamil, namun itu malah mengakibatkan batalnya proyek ekspor. Baby Blue, bertemu dengan seorang wanita yang misterius bernama Jeanette Antoinette Petersaan, yang setelah diikuti ternya ta dia sudah meninggal, inilah jawaban yang diberikan Tuhan kepada Baby Blue, semua orang pasti akan mati, dan ia mendesain masterpiece makam dia dan Bumi. Arimby yang tak kuat lagi membendung emosinya akhirnya menyuruh Katrina ke psikolog kenalannya. Cempak merasa senang, sedih, marah, sebal dan ekspresinya berubah setiap saat dan menjauhi Bumi karena sesuatu. Akhirnya ketika masing-masing soulmates itu mengatakan bahwa dia hamil karena Bumi, semuanya marah dan menuju rumahnya. sampai di rumah Bumi, tak ada Bumi dan hanya ada orang yang mengaku lahir dan besar disitu. Akhirnya ketika mengantarkan Cairo ke rumah sakit, Farlyna melihat Bumi masuk ke ruang inap Cempaka. Lalu ketika Bumi keluar, mereka keluar kecuali Arimby. Di rumah Cairo, Baby Blue dan farlyna datang untuk bersama mencari Arimby yang ternyata Arimby sedang mengarahkan tali tambang pada Cempaka dan Cempaka kabur lewat jendela. Di suatu hutan Cempaka dihalngi oleh soulmate itu, dan ketika Bumi mencari di situ, Cempaka sudah mengalungkan tali, dan semuanya memngatakan kalau dia mati, soulmate itu juga mati, ketika berrkata "sehidup semati", ia terjun, dan soulmates itu hilang. Bumi pun menemukan mayat Cempaka yang masih tergantung. Endingnya psikolog yang pernah ditemui Cempaka mengungkapkan kalau sebenarnya soulmates itu adalah kepribadian lain Cempaka yang lebih kuat sehingga punya tubuh sendiri, tapi kegiatan mereka masih diikuti oleh Cempaka. Cairo, jiwa stres akibat diperkosa. Baby Blue, jiwa yang trauma kematian orangtua dan pemerkosaanya. Farlyna, jiwa yang mempunyai ide-ide janggal. Arimby, jiwa yang berusaha melupakan trauma Cempaka, dan Cempaka hanya gadis bertrauma dan tak punya suatu ciri karena ciri itu sudah direbut oleh 4 kepribadian yang lain, jadi sebenarnya Bumi cuma punya 1 kekasih nyata, Cempaka yang membunuh dirinya juga kepribadian yang mencoba membuat dia stress. Bumi pun menjejerkan 5 Mawar khasnya untuk masing-masing jiwa.

Jumat, 24 Mei 2013

Yang Kembali Menyiksa

                    Lenyap, lenyap, semua tentang kamu benar-benar lenyap. Semua yang membawa aku pada kenangan lalu denganmu hilang sudah, lenyap tak berbekas seperti asap meninggalkan api, tak lagi dapat teraba. Sial! Mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang terjadi. Ya, sial! Semua rasa yang pernah tergambar tentang kamu dalam coretan-coretan yang tak pernah berdusta itu lenyap, menguap bersama udara yang lolos lewat lubang hidung ini. Mungkin Tuhan memang berniat memisahkan kita. Ya, mungkin segala tentang kamu harus sudah usai. Harus sudah tutup buku. Semua yang lalu harus sudah khatam, biarkan saja berlalu. Sial! Sayang nya aku belum rela. Kenapa, kenapa harus begini adanya? Setan! Bangsat!
                     Hari ini aku harus menghadapi hari dengan luka yang membara, luka karena aku harus terima kenyataan, bahwa aku harus tanpamu. Sedih, pedih, pasti! Sayangnya dunia tak mau mengerti kalau saat ini hati tak sedang ingin berdusta, tak ingin tertawa. Payah! Dunia selalu saja menutut bahwal harus selalu ada tawa atau setidaknya sebuah senyuman untuk menyambut kehadiran mentari. Ah, basa-basi, dan semua adalah basi. Kepalsuan yang disyaratkan. 
                     Tak apa, aku pasti bisa hadapi hari dengan gagah. Walau semua hanya dalam rupa kepalsuan. Toh, dunia memang tempat segala kelasuan adapted l. Dunia adalah sebuah kepalsuan. Muka yang palsu, hati yang palsu, rasa yang palsu, suara yang palsu, erang penuh kepalsuan. Ya, dengan seluruh hembus nafas , dan semangat yang hampir buntu, aku pasti bisa mengalahkan kau hari yang penuh kepalsuan. walau dengan rupa yang penuh dengan kepalsuan pula. Tenang, akan aku ciptakan kepalsuan-kepalsuan yang akan membuatmu membelalakan mata. Atas nama kepalsuan aku akan mengukir sejarah. 
                     Lihat saja. Ini belum usai. Masih panjang hari terbentang, bahkan ini hari masih pagi, masih akan lama malam menyapa. Yang berarti aku harus menggauli dunia penuh kebosanan ini untuk waktu yang membunuhku dengan setiap jengah mengangkangi. Dan seperti yang lalu-lalu juga, saat ini untuk membunuh kebosanan ini, aku menulis tentang kamu. aku menggambar kamu lewat kata. Aku menumpahkan rasa melalui makna yang terjelma dalam huruf yang tak pernah berdusta. Aku hanya ingat kamu. Dalam ruang pengap penuh belenggu ini, aku menggauli aromamu lewat rasa yang tergambar dalam kalbu. Kata demi kata, baris demi baris menjelma menjadi rupa yang memenuhi kertas-kertas yang tadinya suci. Kini kertas-kertas itu ternoda, ternoda oleh kelebat-kelebat tentang kamu. Aku sudah tak lagi peduli. Semua yang ada hanya tentang kamu. Kamu yang harusnya sudah mati. Mati bersama lembar-lembar yang lenyap. Tapi kamu bangkit lagi. Bangkit lagi untuk timbulkan penyakit di hati ini. Brengsek! Kenapa aku tidak bisa tanpa kamu? kenapa? kenapa? 
                     Coba kamu baca coretan 
                    Hari serasa membelenggu hati
            Karena kamu tertinggal di hari yang lalu
                  Yang coba ku ulangi dalam jeda
          Agar hari lalu kembali menjadi sahabat
                                  Tapi kamu pergi
                              Berlalu dalam harap
                     Yang mengiba meminta rasa
                     Lalu kamu hilang bagai debu
                      Lembut tapi tak akan teraba
             Tinggalkan pilu yang tak akan berlalu

                    Coba baca! Maknai setiap rupa rasa yang menggila, semua tercipta atas nama kamu. Coba resapi segala yang ku tuang atas nama kamu. Coba resapi segala rasa yang ku tuang. Coba lihat! Ternyata aku memang tak mampu mengikis bayangmu dari kerajaan hati ini. Ternyata kamu kembali lagi menyiksa hari yang sempat hadir atas nama hampa, dan kini kembali hadir dalam bentuk siksa. Dan entah sampai kapan kamu harus menyiksa hari-hariku, hari yang selalu coba aku bunuh dengan semua kepalsuan yang kau rupakan. Hari yang berusaha aku tiadakan tapi nyata menghantui. Kini aku hanya bisa menyerah kalah! Kalah dalam siksa rasa yang hanya buatmu. Selamat datang cinta. Selamat kembali menyiksa hari-hariku!