Translate

Selasa, 11 Agustus 2015

season 2


agustus 2011- "gue tertarik sama lu, gimana sih caranya lu bikin temen gue jadi gila kaya gitu, stress nyeritain elu mulu berambisi banget kayanya sama lu, lu doktrin apaan?"
pria 24 tahun kucel dekil rambutnya ga pernah di sisir, gondrong setengah keribo, bau sapi.

obrolan pertama dengan pertanyaan seperti itu di social media. orang yang gue panggil kaka pada akhirnya menemui gue di depan sekolah pada saat pembagian ijasah SMA. Dan hari itupun orang yang tidak dikenal gue kerjain dengan menyuruhnya masuk ke dalem sekolah mewakili gue buat ngambil ijasah. gotcha!

topik pertama kita adalah sperma.
"ti, lu anak ipa kan? berarti lu tau dong jumlah sperma dan perjalanannya ke rahim sampe bisa jadi embrio ?"

serem juga sih.. kenapa mantan pacar gue punya temen begini amet.

Ya darisanalah pembahasan tentang hal hal menarik di angkat. Bagaimana dia menjelaskan tentang hukum Allam berdasarkan Dien Allah Swt, dan semua manusia yang terlahir adalah pejuang sekaligus pemenang yang mengalahkan jutaan sel sel sperma lainnya untuk berlomba memasuki sel telur.

intinya jangan menyerah, menghargai hidup.

pertemuan pertama dan terakhir sebelum gue menyelesaikan episode sekolah SMA di Karawang, kemudian melanjutkan semuanya di Jakarta, tinggal bersama keluarga inti.

- 24 Desember 2011 "gue ga cocok ka, tinggal sama keluarga gue disini, karna udah biasa sendiri kali ya, jadi ga se visi misi."

yes, gue kembali dengan segembol tas, pakaian dan berkas berkas penting. Dengan tujuan namun tanpa kepastian. Ka heri yang berusaha meyakinkan gue, dan menjadi penanggung jawab hidup gue di Karawang.

kurang lebih satu bulan gue menumpang di rumah temen SMA, sebelum kehidupan gue stabil dan berpenghasilan di tanah rantau ini.

Ka heri petugas inseminator dinas pertanian dan peternakan, kerjaanya ngehamilin sapi sapi dari desa ke desa. nyuntik vaksin sapi, ngobatin sapi sakit sama bantuin persalinan sapi. (re:mantri)

jadi untuk bisa makan siang (mie ayam Rawa Sikut) gue ikut dia bertugas, melawati tanah merah becek, persawahan, jembatan, sungai, ya ke semua penjuru daerah pinggiran Karawang. teringat kandang sapi, bau dan banyak nyamuk itu. nyediain handitaizer ataupun tissue kalo dia perlu. seperti penyiksaan dalam bentuk asisten gadungan.

-juli 2012. "ti jangan patahin rokok gue!!" "Biarin, gue ga suka asepnya ka, kan udah gue bilang kalo sama gue jangan ngerokok" "kalo lu tetep ngerokok, gue juga ngerokok nih!?" "terserah deh"

sudah 3 bulan gue bekerja, dan tinggal di kamar kontrakan daerah Kosambi. Disini semuanya terasa lebih ringan dibanding sebelum sebelumnya. Ka heri rutin menjenguk, membawa pesanan makanan atau apapun. Dia sadar, yang seperti keluarga gue disini cuma dia.

Kami tak pernah kehabisan topik pembicaraan, tidak ada waktu luang untuk yang aneh-aneh. selalu sibuk dan seru mendebatkan berbagai hal. Sejarah, politik kemudian bermuara ke Agama.
gue tumbuh dengan pemikirin sosialis, sementara ka heri adalah preman dan pemabuk yang insaf saat melihat berita ada Masjid utuh di tengah-tengah kota yang luluh lantah karena tsunami.

Tentang Soekarno, PKI dan kemurnian Pancasila. Charles Darwin dan paham Nazi. Sekolah dan kurikulum busuknya. Sejarah dan penyesetan zaman batu, densus88 dan skenario teroris jaringan global, kematian dan tujuan hidup, penciptaan dan rencana tuhan, tentang Sholat dan juga ayat-ayat Al-Qur'an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar