Translate

Rabu, 12 Agustus 2015

*RENEW IMAN*

Menjadi seorang muslim adalah menjadi seorang muwahhid (ahli Tauhid). Tauhid merupakan pesan abadi para utusan Allah سبحانه و تعالى kepada umat manusia dari zaman ke zaman.

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu.” (QS. An-Nahl [16] : 36)

Pesan ini dibawa oleh setiap Nabi dan Rasul Allah sepanjang masa. Setiap umat telah mendengar pesan abadi para Rasul Allah ini. Suatu pesan yang ibarat coin bersisi ganda. Ada sisi keharusan menyembah Allah سبحانه و تعالى semata dan sisi lainnya ialah menjauhi Thaghut. Adapun menurut istilah syariat, definisi yang terbaik adalah yang disebutkan Ibnul Qayyim rahimahullah: “(Thaghut) adalah setiap sesuatu yang melampui batasannya, baik yang disembah (selain Allah Subhanahu wa Ta’ala), atau diikuti atau ditaati (jika dia ridha diperlakukan demikian).” Definisi lain, thaghut adalah segala sesuatu yang diibadahi selain Allah (dalam keadaan dia rela).

Menurut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah di dalam kajiannya mengenai Tauhid bahwa Thaghut itu mencakup banyak hal. Namun pimpinannya ada lima, yaitu: 1.Iblis atau syetan 2.Penguasa yang zalim 3.Orang yang memutuskan perkara dengan aturan selain apa yang telah Allah سبحانه و تعالى turunkan 4.Orang yang mengaku mengetahui perkara yang ghaib selain Allah سبحانه و تعالى 5.Orang yang diibadati selain Allah dan dia rela dengan peribadatan itu.

Orang tidak dikatakan beriman kepada Allah sehingga dia kufur (ingkar) kepada thaghut, sebab kufur kepada thaghut adalah separuh dari kalimat Tauhid لآ إله إلا الله. Dan ingkar kepada thaghut harus mencakup segala jenis thaghut, bukan sebagian saja. Bila seorang muslim beriman kepada Allah سبحانه و تعالى seraya mengingkari segala bentuk thaghut yang ada, niscaya sempurnalah imannya. Ia disebut seorang muwahhid (ahli Tauhid) sejati.

مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُوَكَفَرَ بِمَا يُعْبَدُمِنْ دُونِ اللَّهِ حَرُمَ مَالُهُوَدَمُهُ وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ

Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda: “Barangsiapa mengucapkan Laa ilaha illa Allah dan ingkar terhadap penghambaan kepada selain Allah, maka terpeliharalah hartanya, darahnya dan hisabnya (perhitungan amalnya) terserah Allah.” (HR. Muslim 1/119)

Jadi, utuhnya Tauhid seorang muslim adalah ketika berpadu di dalam dirinya keimanan akan Allah سبحانه و تعالى dibarengi dengan berlepas dirinya dari penghambaan kepada apapun atau siapapun selain Allah سبحانه و تعالى alias thaghut. Inilah yang sering disebut dengan pasangan al-wala’ (loyalitas/kesetiaan) dan al-bara’ (disasosiasi/berlepas diri).

Tidak dikatakan beriman seorang yang mengaku muslim bila ia hanya wala’ kepada Allah سبحانه و تعالى namun tidak bersedia untuk bara’ dari thaghut. Perumpamaannya seperti seorang yang ingin sehat dan bugar tetapi dengan jalan memakan makanan yang menyehatkan, bergizi lagi mengandung nutrisi tinggi sambil tetap membiarkan diri mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung racun, toxic dan merusak tubuh. Bagaimana ia akan benar-benar menjadi sehat dan bugar? Mustahil. Demikian pula dengan seorang muslim yang ingin diterima Allah سبحانه و تعالى . Mustahil hal itu akan bisa terwujud bila di satu sisi ia menyerahkan wala’-nya kepada Allah سبحانه و تعالى , mengaku meyakini kebenaran ajaran dienullah Al-Islam serta menjadikan Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم sebagai teladan namun pada saat yang sama ia tetap menyerahkan wala’-nya juga kepada pihak thaghut, meyakini kebenaran ideologi, aturan dan hukum thaghut serta menokohkan para sosok pemimpin thaghut dalam kehidupan sehari-hari. Mustahil keinginannya untuk diterima Allah سبحانه و تعالى sebagai seorang muslim alias hamba yang menyerahkan diri kepada Allah سبحانه و تعالى bakal tercapai….!

Itulah rahasianya mengapa setiap khutbah jumat para khotib dari atas mimbar senantiasa mewasiatkan jamaah untuk bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa kepada Allah سبحانه و تعالى . Karena hanya dengan itulah seorang manusia berpeluang untuk menemui ajal dalam keadaan menjadi seorang muslim.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّتُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan sebagai muslim.” (QS. Ali-Imran [3] : 102)

Seorang muslim yang di satu sisi ber-wala’ kepada Allah سبحانه و تعالى namun di lain sisi juga ber-wala’ kepada thaghut adalah seorang muslim yang berdusta. Sebab pihak yang ber-wala’ kepada thaghut berarti menjadikan thaghut tersebut menjadi wali-nya (pemimpin, pelindung dan penolongnya). Dan itu berarti ia tidak bisa disebut seorang yang beriman. Padahal ia tidak mau disebut sebagai seorang kafir.

Di dalam Al-Qur’an Allah سبحانه و تعالى menyatakan bahwa yang ber-wala’ kepada Allah سبحانه و تعالى berarti menjadikan Allah سبحانه و تعالى sebagai Wali-nya (pemimpin, pelindung dan penolongnya). Dan mereka itulahlah orang-orang yang beriman. Sedangkan yang ber-wala’ kepada thaghut adalah kaum kafir. Bagaimana mungkin di dalam diri satu orang ada dua identitas yang bertolak-belakang? Mustahil.
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوايُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِإِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُالطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَالنُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ

“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah thaghut, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran).” (QS. Al-Baqarah [2] : 257)

Manusia yang bersikap ganda dalam menyerahkan wala’-nya berarti telah mendustakan pengakuan dirinya sebagai seorang yang beriman. Bagaimana bisa ia di satu sisi ber-Wali-kan Allah سبحانه و تعالى tetapi pada saat yang bersamaan ber-wali-kan thaghut? Bagimana mungkin di satu sisi ia ingin hidup dalam cahaya (iman) yang terang benderang padahal setiap saat ia justeru semakin menuju kepada kegelapan (kekafiran)? Sungguh, ia adalah seorang pendusta…!

Inilah sebabnya Allah سبحانه و تعالى tidak membiarkan manusia sekadar mengaku kalau dirinya beriman lalu tidak mengalami ujian lebih lanjut. Ujian di dalam kehidupan di dunia merupakan sarana untuk menyingkap siapa yang jujur dalam pengakuan keimanannya dan siapa yang berdusta.

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُواأَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَوَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْفَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَصَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut [29] : 2-3)

Dewasa ini kita sedang menjalani era penuh fitnah (ujian). Belum pernah ummat Islam mengalami era yang lebih pahit daripada era sekarang. Bayangkan…! Allah سبحانه و تعالى menguji kaum beriman dengan mengizinkan kepemimpinan dunia secara global diserahkan kepada kaum kuffar. Berarti perjalanan dunia dewasa ini sedang disetir oleh para thawaghit (bentuk jamak dari kata thaghut). Aturan dan hukum yang diberlakukan juga merupakan aturan thaghut hasil rumusan para thaghut. Sementara aturan dan hukum Allah سبحانه و تعالى tidak diizinkan untuk diberlakukan, malah dilabel sebagai aturan yang kuno, tidak sesuai dengan zaman modern dan dipandang zalim. Na’udzubillaaahi min dzaalika…!

Hampir setiap hari kita dengar kabar bahwa di Amerika serta Eropa kaum kuffar dan para pemimpinnya menolak the Shariah Law(syariat hukum Allah سبحانه و تعالى). Kalau itu hanya terjadi di negeri-negeri mereka, kita masih bisa maklumi. Tetapi pahitnya, hal ini sudah menjadi trend (kecenderungan umum) di negeri-negeri berpenduduk mayoritas muslim juga. Tidak sedikit kaum muslimin yang terang-terangan menolak diberlakukannya syariat hukum Allah سبحانه و تعالى . Dia mengaku ber-Wali-kan Allah سبحانه و تعالى tetapi ia lebih rela tunduk kepada hukum thaghut..! Kondisi dan derajat ujian yang ummat Islam hadapi dewasa ini sudah sangat mirip dengan gambaran hadits Nabi صلى الله عليه و سلم sebagai berikut

: لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْشِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍحَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِيجُحْرِ ضَبٍّلَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِآلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda: “Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak pun kalian pasti akan mengikuti mereka.” Kami bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka.” (HR. Muslim 4822)

Kita tidak bisa pungkiri bahwa kepemimpinan global dunia sedang di tangan masyarakat barat. Mereka tidak lain merupakan the Judeo-Christian Civilization (peradaban Yahudi-Nasrani). Kemudian kita saksikan begitu banyak kaum muslimin beserta para pemimpinnya mengekor kepada peradaban mereka dalam hampir segenap aspek kehidupan di dunia. Padahal sikap demikian sama saja dengan sikap wala’ ganda. Di satu sisi ingin ber-Wali-kan Allah سبحانه و تعالى tetapi di lain sisi membiarkan diri juga menjadikan thaghut sebagai wali pula. Allah سبحانه و تعالى jelas-jelas melarang hal ini. Malah Allah سبحانه و تعالى menggambarkan mereka yang bersikap demikian sama saja telah menjadi bahagian dari golongan mereka, yang berarti keluar dari identitas sebagai kaum muslimin….!

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوالا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىأَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍوَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْإِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali-walimu (pemimpin-pemimpinmu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Maidah [5] : 51)

Dan mereka yang mengekor kepada kaum kuffar —baik dari kalangan ahli Kitab maupun kaum musyrikin— berarti telah menyediakan kehidupannya untuk diatur berdasarkan hukum thaghut padahal mereka mengaku beriman….!

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَأَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَوَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِوَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِوَيُرِيدُ الشَّيْطَانُأَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلالا
بَعِيدًا

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa [4] : 60)

Sungguh, setelah memperhatikan berbagai peringatan dan penjelasan Allah سبحانه و تعالى di atas yang begitu terang, hanya satu pertanyaan yang menggelayut di fikiran seorang muslim-muwahhid sejati: mengapa gerangan masih ada orang yang mengaku dirinya muslim namun tidak mau mengingkari thaghut? Wallahu a’lam bish-showwaab.

Selasa, 11 Agustus 2015

season 2


agustus 2011- "gue tertarik sama lu, gimana sih caranya lu bikin temen gue jadi gila kaya gitu, stress nyeritain elu mulu berambisi banget kayanya sama lu, lu doktrin apaan?"
pria 24 tahun kucel dekil rambutnya ga pernah di sisir, gondrong setengah keribo, bau sapi.

obrolan pertama dengan pertanyaan seperti itu di social media. orang yang gue panggil kaka pada akhirnya menemui gue di depan sekolah pada saat pembagian ijasah SMA. Dan hari itupun orang yang tidak dikenal gue kerjain dengan menyuruhnya masuk ke dalem sekolah mewakili gue buat ngambil ijasah. gotcha!

topik pertama kita adalah sperma.
"ti, lu anak ipa kan? berarti lu tau dong jumlah sperma dan perjalanannya ke rahim sampe bisa jadi embrio ?"

serem juga sih.. kenapa mantan pacar gue punya temen begini amet.

Ya darisanalah pembahasan tentang hal hal menarik di angkat. Bagaimana dia menjelaskan tentang hukum Allam berdasarkan Dien Allah Swt, dan semua manusia yang terlahir adalah pejuang sekaligus pemenang yang mengalahkan jutaan sel sel sperma lainnya untuk berlomba memasuki sel telur.

intinya jangan menyerah, menghargai hidup.

pertemuan pertama dan terakhir sebelum gue menyelesaikan episode sekolah SMA di Karawang, kemudian melanjutkan semuanya di Jakarta, tinggal bersama keluarga inti.

- 24 Desember 2011 "gue ga cocok ka, tinggal sama keluarga gue disini, karna udah biasa sendiri kali ya, jadi ga se visi misi."

yes, gue kembali dengan segembol tas, pakaian dan berkas berkas penting. Dengan tujuan namun tanpa kepastian. Ka heri yang berusaha meyakinkan gue, dan menjadi penanggung jawab hidup gue di Karawang.

kurang lebih satu bulan gue menumpang di rumah temen SMA, sebelum kehidupan gue stabil dan berpenghasilan di tanah rantau ini.

Ka heri petugas inseminator dinas pertanian dan peternakan, kerjaanya ngehamilin sapi sapi dari desa ke desa. nyuntik vaksin sapi, ngobatin sapi sakit sama bantuin persalinan sapi. (re:mantri)

jadi untuk bisa makan siang (mie ayam Rawa Sikut) gue ikut dia bertugas, melawati tanah merah becek, persawahan, jembatan, sungai, ya ke semua penjuru daerah pinggiran Karawang. teringat kandang sapi, bau dan banyak nyamuk itu. nyediain handitaizer ataupun tissue kalo dia perlu. seperti penyiksaan dalam bentuk asisten gadungan.

-juli 2012. "ti jangan patahin rokok gue!!" "Biarin, gue ga suka asepnya ka, kan udah gue bilang kalo sama gue jangan ngerokok" "kalo lu tetep ngerokok, gue juga ngerokok nih!?" "terserah deh"

sudah 3 bulan gue bekerja, dan tinggal di kamar kontrakan daerah Kosambi. Disini semuanya terasa lebih ringan dibanding sebelum sebelumnya. Ka heri rutin menjenguk, membawa pesanan makanan atau apapun. Dia sadar, yang seperti keluarga gue disini cuma dia.

Kami tak pernah kehabisan topik pembicaraan, tidak ada waktu luang untuk yang aneh-aneh. selalu sibuk dan seru mendebatkan berbagai hal. Sejarah, politik kemudian bermuara ke Agama.
gue tumbuh dengan pemikirin sosialis, sementara ka heri adalah preman dan pemabuk yang insaf saat melihat berita ada Masjid utuh di tengah-tengah kota yang luluh lantah karena tsunami.

Tentang Soekarno, PKI dan kemurnian Pancasila. Charles Darwin dan paham Nazi. Sekolah dan kurikulum busuknya. Sejarah dan penyesetan zaman batu, densus88 dan skenario teroris jaringan global, kematian dan tujuan hidup, penciptaan dan rencana tuhan, tentang Sholat dan juga ayat-ayat Al-Qur'an.